Intiland  Gandeng 4 Hospitality Management Guna Tingkatkan Nilai Sewa Apartemen Aeropolis

    2019-11-07

JAKARTA- Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD) terus melakukan pengembangan proyek kawasan terpadu seluas 105 hektare  bernama Aeropolis di kawasan bandara internasional Soekarno Hatta (Soetta).

Totonafo Lase Pimpinan Proyek Aeropolis menjelaskan Aeropolis berkembang pesat menjadi kawasan yang bukan hanya nyaman sebagai tempat tinggal, tetapi juga memenuhi beragam kebutuhan lain untuk bisnis. Selain menyediakan ribuan unit apartemen, Aeropolis juga menyediakan beragam fasilitas bisnis seperti perkantoran, komersial, pergudangan, dan pusat gaya hidup modern. 

“Pesatnya perkembangan ini menjadikan Aeropolis sebagai investasi properti terbaik bagi konsumen dan investor  di kawasan dekat bandara Soetta. Kami mencoba untuk terus menerus meningkatkan kualitas produk dan layanan, termasuk berusaha memenuhi beragam kebutuhan masyarakat yang terus berkembang,” kata Totonafo Lase. 

Perseroan juga terus berupaya untuk meningkatkan nilai investasi dari unit-unit properti yang dipasarkan ke konsumen.

Upaya ini antara lain ditempuh dengan menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan hospitality management yang akan membantu para pemilik unit untuk mengelola dan menyewakan unit-unit apartemennya.  

Saat ini terdapat sedikitnya empat perusahaan hospitality manajemen yang telah beroperasi di kawasan Aeropolis yakni Travelio, Aparian Mediapura, Oyo Rooms, dan Red Doorz. Keempat perusahaan tersebut masing-masing menawarkan dan memiliki skema pengelolaan dan penyewaan unit apartemen yang berbeda-beda. 

Fiqi Dwi Anugri Putri, Development Manager RedDoorz  mengatakan bahwa unit-unit apartemen yang sudah tergabung dengan RedDoorz memiliki tingkat okupansi yang baik. "Rata-rata unit yang kami miliki nilai okupansinya di atas 70%," ungkap Fiqi.

Untuk bergabung dengan RedDoorz, investor minimal harus memiliki 15 unit untuk dikerjasamakan. "Jumlah itu bisa dari beberapa owner tapi tetap satu penangung jawab," ujar Fiqi.

Sementara itu Travelio mensyaratkan investasi di awal Rp1,5 juta rupiah untuk unit yang akan dikerjasamakan dengan Travelio.  Felicia Gautama selaku Head of Business Development Travelio mengungkapkan nilai itu mencakup smart key, biaya marketing, jasa photographer dll. "Investor sudah kami support dari awal. Meski tidak ada jaminan return, justru pihak kami yang harus berpikir keras agar unit dapat making money, sehingga kami dan investor dapat untung," ujar Felicia.

Sementara itu Leo Ferdinand Rahadian Chief Executive Officer Mediapura mengatakan pihaknya (Aparian) sanggup menggaransi return setiap bulan. "Kami biasanya langsung melihat lokasinya. Kalau memang lokasinya bagus kami langsung berani menggaransi income yang masuk setiap bulannya," ujar Ferdinand.

Selain hospitality management, Aeropolis juga menjadi salah satu pengembangan kawasan dekat bandara yang diminati para operator hotel. Tercatat terdapat empat hotel yang telah beroperasi di kawasan ini yaitu Nunia Inn, Swift Inn, De Green Inn, dan Smart Home Inn yang menyediakan total sebanyak 345 kamar.  Toto Lasemengakui bahwa banyaknya hotel dan perusahaan hospitality management di Aeropolis tidak lepas dari pesatnya perkembangan yang terjadi kawasan ini. Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas hunian, saat ini terdapat sebanyak 4.500 unit apartemen di Aeropolis.

“Ada sekitar 3.600 unit apartemen yang sudah serah terima dan sisanya masih tahap pembangunan dan penyelesaian akhir. Bertambahnya jumlah unit ini semoga bisa memenuhi kebutuhan sewa unit apartemen yang terus meningkat,” ungkap Totonafo Lase, usai kegiatan media update di kawasan Aeropolis, Tangerang (7/11/2019).

Maraknya pertumbuhan hotel dan perusahaan hospitality management dipercaya akan memberikan nilai tambah bagi Aeropolis sebagai sebuah pengembangan kawasan terpadu di dekat bandara Soetta. Sejak diluncurkan tahun 2012, Aeropolis berkembang pesat dan ramai, serta menjadi kawasan yang Vibrant, Liveable, dan Viable. 

Perkembangan tersebut salah satunya bisa dilihat dari jumlah warga yang tinggal dan beraktifitas di kawasan Aeropolis yang mencapai sekitar 3.000 orang. Perkembangan lainya bisa dilihat dari tingkat okupansi hotel-hotel di kawasan ini yang rata-rata mencapai 70 persen.  

“Kebutuhan sewa hotel dan apartemen di Aeropolis cukup tinggi dan cenderung terus meningkat. Pada periode tertentu, misalnya saat musim haji atau umroh biasanya hotel-hotel akan penuh dan tidak mampu menampung kebutuhan. Ini karena lokasi kita sangat dekat bandara dan fasilitas yang tersedia cukup lengkap,” ungkapnya lebih lanjut. 

Peningkatan kebutuhan terhadap fasilitas penginapan ini menawarkan potensi yang sangat baik kepada para pemilik unit apartemen. Kondisi ini juga menyebabkan tarif sewa apartemen dan hotel di Aeropolis terus meningkat.

Tarif  sewa unit apartemen tipe studio di Aeropolis rata-rata mencapai Rp2,2 juta per bulan atau berkisar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per harinya. Sementara tarif menginap untuk hotel rata-rata beskisar Rp300 ribu per hari dan Rp9,5 juta untuk satu bulan. 

Totonafo Lase optimistik kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas sewa apartemen Aeropolis berkembang pesat dan akan terus meningkat. Tingkat kebutuhan sewa apartemen juga semakin beragam, bukan hanya harian, namun juga sewa untuk mingguan dan bulanan.

Kerjasama dengan perusahaan hospitality management merupakan upaya dan strategi perseroan untuk memberikan layanan terbaik kapada masyarakat maupun para pemilik unit apartement di Aeropolis. Langkah ini memberikan alternatif pilihan terbaik kepada para investor dan pemilik apartemen. 

“Masing-masing punya keunggulan dan nilai tambah, termasuk potensi pasar sewanya. Jadi ini dapat memberikan manfaat maksimal dan otomatif membuat nilai investasi apartemen meningkat,” kata Totonafo Lase. 

Editor     : Gunawan

Comment

Comodo SSL