Ternyata Garasi Mobil Bisa Jadi Tempat Tinggal yang Nyaman Lho!
- 2018-02-22
HarianProperty.com-Pernahkan kamu membayangkan tinggal di sebuah garasi? Kejadian ini dialami Muhamad Ridha Indradewa (33). Ia tak pernah menyangka bahwa ia dan keluarganya kini tinggal di rumah bekas garasi mobil selebar 4,5 meter.
Cerita ini bermula tatkala Edo, panggilan akrabnya merintis bisnis pembuatan sabun detergen di rumahnya beberapa tahun silam. Ia pun meminta izin orangtuanya untuk menggunakan garasi di sebelah rumah utama.
“Dulu awalnya cuma garasi kosong. Ada atap, pintu masuk dan sampai belakang ini kosong. Tapi masih ada bangunan lama di sebelah kiri untuk lab dan kantor,” tutur Edo ketika HarianProperty.com mengunjungi rumahnya di Jalan Ditjen Moneter Kembangan, Jakarta Barat.
Seiring usahanya yang terus berkembang, Edo pun menikah dan akhirnya memindahkan produksi sabun detergen rumahannya ke pabrik yang lebih besar. Ia pun berpikir untuk membangun rumah sendiri di area garasi tersebut.
Kebetulan, kakak iparnya adalah seorang arsitek yang kini namanya cukup terkenal di jagat arsitektur nusantara. Ia adalah Novriansyah Yakub, Principal di Altelier Riri Architecture. Edo pun meminta bantuan arsitek yang kerap dipanggil Riri itu.
“Inspirasi rumah kompak ini datang dari keterbatasan ruang. Memang prinsipnya cuma butuh hunian, jadi enggak kepikiran mengejar konsep yang aneh-aneh dan benar-benar dari basic needs,” ujar Riri ketika dihubungi HarianProperty.com lewat telepon.
Meski lebar garasi pas-pasan, Riri cukup terbantu oleh luas lahan yang memanjang ke belakang sepanjang 30 meter. Ia pun merancang bangunan dengan luas 4,5 m x 20 m.
Pertama-tama Riri membagi massa bangunan menjadi 2 bagian. Bangunan pertama di sisi kiri merupakan living area yang terdiri dari garasi, ruang tamu, ruang keluarga hingga 2 kamar tidur di lantai atas. Sedangkan bangunan kedua di sisi kanan mengakomodasi pantri, area services hingga storage yang menclok di area tangga.
Area tangga memang menjadi salah satu area yang bikin takjub di hunian dua lantai ini. Alih-alih menggunakan railing tangga sebagai pegangan, sang arsitek justru menempatkan lemari besar sebagai pengganti railing tangga.
Jadi, sambil menaiki anak tangga, si penghuni dapat leluasa meletakkan barang-barang yang biasa bikin sumpek rumah. Bagaimana? Inspiratif bukan?
Comment