sumber foto: Medcom.id

Pemberlakuan Ganjil-Genap di Tol Bekasi Belum Efektif

    2018-03-20

Bekasi, HarianProperty.com-Salah satu ruas terpadat di Ibu Kota Jakarta saat ini adalah Tol Jakarta-Cikampek. Hal ini lantaran masifnya pembangunan infrastuktur di sana mulai dari LRT, double-double track, hingga elevated road toll. Pelbagai upaya pun dilakukan pemerintah untuk mengurai kemacetan, salah satunya dengan memberlakukan plat ganjil genap.

Ya, terhitung sejak 12 Maret 2018, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberlakukan sistem ganjil genap di Tol Bekasi Timur dan Barat. Aturan berlaku Senin-Jumat pukul 06.00-09.00 WIB.

Sepekan bergulir, imbas dari peraturan ini ternyata belum efektif. Hal ini diungkapkan Toni (38) warga Kayuringin Bekasi. Tiap hari, Toni menggunakan angkutan Transjabodetabek untuk menuju kantornya yang ada berada di kawasan Sunter Kelapa Gading, Jakarta Utara.

“Kayanya sih gak signifikan. Buktinya kemarin senin masih macet aja,” ujar Toni kepada HarianProperty.com.

Toni mengisahkan perjalanannya ke kantor yang hanya lebih cepat lima menit. “Berangkat Jam 07.00 pagi, sampai kantor biasanya 09.10, sekarang kalau sampai kantor 09.05.”

Menurut Toni, masih banyak orang yang menggunakan kendaran pribadi. “Mungkin banyak orang yang punya mobil dari satu,” ujarnya.

Kedua, imbuh Toni, harga bis Tranjabodetabek VIP yang disediakan pemerintah terlalu mahal.“Transjakarta VIP harganya Rp20 ribu. Masih terlalu mahal. Mayasari yang AC saja hanya Rp10 ribu.”

Seperti disarikan dari detik.com Minggu (18/3), Menteri Perhubungan, Budi Karya mengatakan bahwa kebijakan ganjil-genap di Tol Bekasi menurunkan kepadatan lalu lintas hingga 36%.

"Saya mengapresiasi bahwasanya dalam beberapa hari ini ada data-data yang menggembirakan. Di catat di sini pada jam tersebut lalu lintas itu turun 36%.”

Meski sukses mengurai kemacetan, Budi Karya  mengatakan pemanfaatan bus Tranjabodetabek Premium belum optimal. Padahal, bus ini disediakan untuk melayani masyarakat dari Bekasi. Tarif untuk bus ini sebesar Rp 20 ribu.

"Ada satu belum maksimal yaitu penggunaan, karena memang melakukan jalur khusus kita harapkan semua penumpang itu pindah jalur khusus dengan premium. Tercatat masih 30%, dari okupansi yang disediakan," ujar Budi Karya.

 

Comment

Comodo SSL