Asyik, Ada Penginapan Murah di Bromo Mulai Rp200 Ribu!
- 2022-10-06
JAKARTA - Sebanyak 427 rumah masyarakat di wilayah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru (BTS) di Provinsi Jawa Timur mendapatkan bantuan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PKRS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Rumah-rumah warga tersebut kini telah ditingkatkan kualitasnya menjadi tempat usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya yang bisa menjadi tempat penginapan bagi wisatawan dengan tarif yang cukup terjangkau mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 250.000.
“Kami ingin mendukung pemulihan sektor pariwisata Indonesia pasca pandemi melalui peningkatan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PKRS) di berbagai KSPN termasuk di kawasan BTS, Jawa Timur,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto di Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Menurut Iwan, dalam proses pembangunan tempat usaha pondok wisata atau sarana hunian pariwisata (Sarhunta) pihaknya berupaya mengadopsi unsur kebudayaan lokal yang ada di kawasan BTS. Selain itu juga mendorong peran aktif masyarakat melalui kegiatan gotong royong dalam kegiatan penyaluran bantuan perumahan tersebut.
“Kebudayaan tersebut kami aplikasikan pada bentuk bangunan, ornament, hiasan dan penanda pada bangunan. Misalnya bentuk rumah menggunakan arsitektur vernakular khas BTS, dinding rumah menggunakan bata atau batako ekspos pada setengah tembok, atap rumah berupa khas bubungan dan gerbang rumah menggunakan lampu khas BTS,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, KM Arsyad menerangkan, pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PKRS) di kawasan BTS dilaksanakan sejak 2021 dan tersebar di empat kabupaten dan enam desa antara lain di Kabupaten Probolinggo (66 unit), Pasuruan (107 unit), Malang (162 unit), Lumajang (92 unit).
Semua unit Sarhunta, imbuhnya, juga telah memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti layaknya hotel bintang tiga. Selain tempat tidur yang memadai, di Sarhunta juga telah dilengkapi dengan toilet yang bersih serta wisatawan bisa berbaur langsung dengan masyarakat yang tinggal serta menikmati hidangan khas di kawasan BTS.
“Dari 427 unit tersebut terbagi menjadi dua yakni PKRS untuk usaha pondok wisata 120 unit dan 327 untuk PKRS non usaha. Tarif menginap yang ditetapkan oleh pemilik Sarhunta atau homestay bervariasi diantara Rp 200.000 sampai yang tertinggi adalah Rp 250.000 berdasarkan ketersediaan fasilitas yang ada,” katanya.
Salah seorang warga Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Winanto mengaku sangat senang mendapatkan bantuan Sarhunta dari Kementerian PUPR. Menurutnya bantuan tersebut sangat bermanfaat apalagi pasca pandemi ini masyarakat bisa memiliki usaha untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
“Kami siap menerima wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan BTS ini. Kami yakin dengan Sarhunta ini ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan meningkat dengan usaha baru ini,” harapnya.
Comment